Selasa, 15 Mei 2012

METODE DISKUSI


METODE DISKUSI

Metode ini biasanya erat kaitannya dengan metode lainnya, misalnya metode ceramah, karya wisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (Problem Solving). (Zakiah Daradjat, 2008: 292)
Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. (M. Basyiruddin Usman, 2002: 36)
Dengan menggunakan metode diskusi ini anak dapat mengembangkan sikap toleransi, demikratis, berfikir kritis, sistematis dalam memecahkan suatu persoalan. Namun dalam Pendidikan Agama Islam, metode diskusi ini banyak dipergunakan dalam bidang Syariah dan Akhlak, sedang masalah keimanan (Aqidah) kurang sesuai dengan metode ini. (Salahuddin, 1987: 55).
Penerapan metode diskusi untuk Pendidikan Agam Islam agar dapat mencapai tujuannya, guru perlu mempersiapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.      Guru harus benar-benar dapat memberikan tugas pembahasan yang jelas maksudnya tidak kabur tentang cara dan tujuan yang hendak dicapai;
2.      Guru harus benar-benar dapat menjadi organisator yang memadai sehingga kekacauan tidak terjadi;
3.      Kelompok diskusi hendaknya tidaklah terlalu besar, agar tidak terlalu ramai dan gaduh;
4.      Pimpinan sebaiknya diserahkan kepada mereka sendiri untuk memilihnya;
5.      Usahakan agar setiap siswa mendapatkan giliran berbicara;
6.      Usahakan agar setiap siswa belajar bersabar untuk mendengarkan dan memahami pendapat orang lain;
7.      Usahakan agar tidak menimbulkan rasa kelompokisme;
8.      Usahakan menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia disekolah/ luar sekolah;
9.      Juga usahakan agar topik problem yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran, surat kabar dan lain-lain.
Keunggulan metode diskusi ini adalah:
1)      Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan;
2)      Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa menghargai, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sistematis;
3)      Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi;
4)      Melatih siswa untuk berpikir matang sebelum mengemukakan pendapat;
5)      Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.
Kelemahan metode diskusi ini adalah:
1)      Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi;
2)      Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang;
3)      Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistimatis.
Fungsi diskusi antara lain:
1.      Untuk merangsang siswa berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama.
2.      Untuk mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang saksama.
Tugas-tugas guru dalam diskusi adalah:
1)      Dapat bertindak sebagai pimpinan dalam diskusi, yaitu;
a.       Menerima pendapat atau pertanyaan siswa dan dilemparkan kembali kepada siswa yang lain untuk mencari jawabannya;
b.      Mengusahakan jalannya diskusi agar tidak terjadi dialog atau hanya sekedar tanya jawab antara guru dan siswa atau antara dua orang siswa saja;
2)      Sebagai moderator yang dapat mengamankan, menolak atau menyampaikan pendapat dan usul-usul kepada peserta diskusi;
a.       Memberikan kesempatan yang leluasa kepada peserta diskusi untuk mengemukakan pendapat;
b.      Dapat juga bertindak sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi, yang perannya:
1.      Mencegah segelintir anggota yang gemar bicara menguasai pembicaraan dan waktu yang digunakan;
2.      Memberikan kesempatan terhadap anggota yang pemalu dan pendiam untuk berani mengemukakan pendapatnya;
3.      Memberikan giliran bicara pada anggota sehingga diskusi dapat berjalan secara teratur dan tertib.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi, antara lain:
1.      Pemilihan topik yang akan didiskusikan dapat dilakukan oleh guru dengan siswa atau siswa itu sendiri. Kriteria pemilihan topik disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kesesuaian dengan kemampuan siswa, kekohesifan para siswa, atau latar belakang pengetahuannya;
2.      Dibentuk kelompok-kelompok diskusi, yang terdiri dari 4-6 anggota setiap kelompok dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulis. Pembentukan kelompok dapat dilakukan secara acak, atau memperhatikan minat dan latar belakang siswa.
3.      Dalam pelaksanaan diskusi, para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing, sedangkan guru memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana diperlukan.
4.      Laporan hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh masing-masing kelompok kemudian diadakan suatu forum panel diskusi untuk menanggapi setiap laporan kelompok tersebut.
Macam-macam diskusi:
a)      Whole Group
Whole group merupakan bentuk diskusi kelas di mana para pesertanya duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru bertindak sebagai pemimpin, dan topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya.
b)      Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar yang terdiri dari 7-15 orang peserta. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. Para anggota diskusi diberikan kesempatan berbicara atau mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah.
c)      Buzz Group
Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
d)      Panel
Yang dimaksud panel di sini adalah suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu dan duduk dalam bentuk semi melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan langsung dengan audien atau dapat juga secara tidak langsung. Sebagai contoh diskusi panel yang terdiri dari para ahli yang membahas suatu topik di muka televisi. Biasanya dalam diskusi panel ini para audien tidak turut berbicara, namun dalam forum tertentu para audien diperkenankan untuk memberikan tanggapannya.
e)      Syndicate Group
Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya, dan kemudian tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber informasi atau referensi yang dijadikan rujukan oleh para peserta.
f)       Symposium
Dalam simposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta simposium. Pembawa makalah diberi kesempatan untuk mnyampaikan makalahnya di muka peserta secara singkat (antara 10-15 menit). Selanjutnya diikuti oleh penyanggah dan tanggapan para audien. Bahasan diskusi kemudian disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil simposium.
g)      Informal Debate
Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi 2 tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
h)     Fish Bowl
Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkok. Selama diskusi kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pendapatnya dapat duduk di kursi kosong yang telah disediakan. Apabila ketua diskusi mempersilahkannya bicara, maka dia boleh bicara dan kemudian meninggalkan kursi tersebut setelah selesai bicara.
i)        The Open Discussion Group
Kegiatan dalam bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam mengemukakan pendapat, mendengarkan dengan baik, memperhatikan suatu pokok pembicaraan dengan tekun. Jumlah anggota kelompok yang baik terdiri antara 3-9 orang peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu para siswa belajar mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan dapat menilai kembali pendapatnya.
j)        Brain Storming
Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri dari 8-12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil belajar yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar