METODE DISKUSI
Metode ini biasanya erat kaitannya dengan metode lainnya, misalnya
metode ceramah, karya wisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah
bagian yang terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (Problem Solving). (Zakiah
Daradjat, 2008: 292)
Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah
laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang
siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya
secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. (M. Basyiruddin
Usman, 2002: 36)
Dengan menggunakan metode diskusi ini anak dapat mengembangkan
sikap toleransi, demikratis, berfikir kritis, sistematis dalam memecahkan suatu
persoalan. Namun dalam Pendidikan Agama Islam, metode diskusi ini banyak
dipergunakan dalam bidang Syariah dan Akhlak, sedang masalah keimanan (Aqidah)
kurang sesuai dengan metode ini. (Salahuddin, 1987: 55).
Penerapan metode diskusi untuk Pendidikan Agam Islam agar dapat
mencapai tujuannya, guru perlu mempersiapkan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1.
Guru
harus benar-benar dapat memberikan tugas pembahasan yang jelas maksudnya tidak
kabur tentang cara dan tujuan yang hendak dicapai;
2.
Guru
harus benar-benar dapat menjadi organisator yang memadai sehingga kekacauan
tidak terjadi;
3.
Kelompok
diskusi hendaknya tidaklah terlalu besar, agar tidak terlalu ramai dan gaduh;
4.
Pimpinan
sebaiknya diserahkan kepada mereka sendiri untuk memilihnya;
5.
Usahakan
agar setiap siswa mendapatkan giliran berbicara;
6.
Usahakan
agar setiap siswa belajar bersabar untuk mendengarkan dan memahami pendapat
orang lain;
7.
Usahakan
agar tidak menimbulkan rasa kelompokisme;
8.
Usahakan
menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia
disekolah/ luar sekolah;
9.
Juga
usahakan agar topik problem yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat
diambil dari buku-buku pelajaran, surat kabar dan lain-lain.
Keunggulan metode diskusi ini adalah:
1)
Suasana
kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran
mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan;
2)
Dapat
menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa menghargai,
toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sistematis;
3)
Hasil
diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti
perdebatan yang berlangsung dalam diskusi;
4)
Melatih
siswa untuk berpikir matang sebelum mengemukakan pendapat;
5)
Adanya
kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku
dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin
dan menghargai pendapat orang lain.
Kelemahan metode diskusi ini adalah:
1)
Adanya
sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, dapat
menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil
diskusi;
2)
Sulit
meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu
panjang;
3)
Para
siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara
ilmiah atau sistimatis.
Fungsi diskusi antara lain:
1.
Untuk
merangsang siswa berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri, serta ikut
menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama.
2.
Untuk
mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang saksama.
Tugas-tugas guru dalam diskusi adalah:
1)
Dapat
bertindak sebagai pimpinan dalam diskusi, yaitu;
a.
Menerima
pendapat atau pertanyaan siswa dan dilemparkan kembali kepada siswa yang lain
untuk mencari jawabannya;
b.
Mengusahakan
jalannya diskusi agar tidak terjadi dialog atau hanya sekedar tanya jawab
antara guru dan siswa atau antara dua orang siswa saja;
2)
Sebagai
moderator yang dapat mengamankan, menolak atau menyampaikan pendapat dan
usul-usul kepada peserta diskusi;
a.
Memberikan
kesempatan yang leluasa kepada peserta diskusi untuk mengemukakan pendapat;
b.
Dapat
juga bertindak sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi, yang perannya:
1.
Mencegah
segelintir anggota yang gemar bicara menguasai pembicaraan dan waktu yang
digunakan;
2.
Memberikan
kesempatan terhadap anggota yang pemalu dan pendiam untuk berani mengemukakan
pendapatnya;
3.
Memberikan
giliran bicara pada anggota sehingga diskusi dapat berjalan secara teratur dan
tertib.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi,
antara lain:
1.
Pemilihan
topik yang akan didiskusikan dapat dilakukan oleh guru dengan siswa atau siswa
itu sendiri. Kriteria pemilihan topik disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai, kesesuaian dengan kemampuan siswa, kekohesifan para siswa, atau latar
belakang pengetahuannya;
2.
Dibentuk
kelompok-kelompok diskusi, yang terdiri dari 4-6 anggota setiap kelompok dan
dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulis. Pembentukan kelompok dapat
dilakukan secara acak, atau memperhatikan minat dan latar belakang siswa.
3.
Dalam
pelaksanaan diskusi, para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing,
sedangkan guru memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana diperlukan.
4.
Laporan
hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh masing-masing kelompok kemudian
diadakan suatu forum panel diskusi untuk menanggapi setiap laporan kelompok
tersebut.
Macam-macam diskusi:
a)
Whole Group
Whole group merupakan bentuk diskusi kelas di mana para pesertanya
duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru bertindak sebagai pemimpin,
dan topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya.
b)
Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar yang
terdiri dari 7-15 orang peserta. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu
topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. Para
anggota diskusi diberikan kesempatan berbicara atau mengemukakan pendapat dalam
pemecahan masalah.
c)
Buzz Group
Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk
diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka
dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran atau di
akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan
pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
d)
Panel
Yang dimaksud panel di sini adalah suatu bentuk diskusi yang
terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu dan
duduk dalam bentuk semi melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Panel
ini secara fisik dapat berhadapan langsung dengan audien atau dapat juga secara
tidak langsung. Sebagai contoh diskusi panel yang terdiri dari para ahli yang
membahas suatu topik di muka televisi. Biasanya dalam diskusi panel ini para
audien tidak turut berbicara, namun dalam forum tertentu para audien diperkenankan
untuk memberikan tanggapannya.
e)
Syndicate Group
Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan
tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan
garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya, dan kemudian tiap
kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan
dapat menyediakan sumber-sumber informasi atau referensi yang dijadikan rujukan
oleh para peserta.
f)
Symposium
Dalam simposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah,
moderator, dan notulis, serta beberapa peserta simposium. Pembawa makalah
diberi kesempatan untuk mnyampaikan makalahnya di muka peserta secara singkat
(antara 10-15 menit). Selanjutnya diikuti oleh penyanggah dan tanggapan para
audien. Bahasan diskusi kemudian disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil
simposium.
g)
Informal Debate
Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi 2 tim yang agak
seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal.
h)
Fish Bowl
Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin
oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah
melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap peserta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat
ikan yang berada dalam sebuah mangkok. Selama diskusi kelompok pendengar yang
ingin menyumbangkan pendapatnya dapat duduk di kursi kosong yang telah
disediakan. Apabila ketua diskusi mempersilahkannya bicara, maka dia boleh
bicara dan kemudian meninggalkan kursi tersebut setelah selesai bicara.
i)
The Open Discussion Group
Kegiatan dalam bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar
lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam
mengemukakan pendapat, mendengarkan dengan baik, memperhatikan suatu pokok
pembicaraan dengan tekun. Jumlah anggota kelompok yang baik terdiri antara 3-9
orang peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu para siswa belajar
mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan
oleh orang lain, dan dapat menilai kembali pendapatnya.
j)
Brain Storming
Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri
dari 8-12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menyumbangkan
ide dalam pemecahan masalah. Hasil belajar yang diinginkan adalah menghargai
pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
☺
Tidak ada komentar:
Posting Komentar