Sabtu, 17 Maret 2012

Asal Usul Dusun Bandongan


Asal Usul Dusun Bandongan

A.            Letak Geografis
Dusun Bandongan terletak di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cirebon Kecamatan Sumber Keluarahan Kaliwadas, dari Kelurahan Kaliwadas kira-kira 300m ke sebelah utara ada sebuah komplek makam keramat atau kuburan tempat peristiwa tarakhir warga Dusun Bandongan. Konon  menurut cerita Dusun Bandongan ini di ambil dari nama seorang Wali yang membuka alas Dusun ini .

B.             Sejarah Singkat Dusun Bandongan
Pada tahun 1450an ada ulama besar atau  wali atau utusan dari Syekh Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati yang datang ke Dusun Bandongan ini dengan membawa dua orang putri, yang satunya di EMBAN dan yang satunya lagi di GENDONG jadi asal usul nama Bandongan adalah BAN artinya DI EMBAN dan DONGAN artinya DI GENDONG .

C.                  Pendiri Dusun Bandongan
            Menurut sebagian cerita Wali atau ulama besar  yang bedakwah atau yang membuka Dusun Bandongan  adalah bernama Syekh Marzuki, beliau berasal dari Baghdad. Konon menurut  cerita beliau mendengar di tanah Jawa ada seorang ulama dan mempunyai kesaktian yang luar biasa. Sehingga beliau ingin berminat untuk memperdalam ilmu yaitu yang bernama Syekh Dzatul Kahfi, di istana Gunung Jati termasuk Gurunya Pangeran Cakra Buana atau Pangeran Walang Sungsang putra Raja Pajajaran.
            Terlepas benar atau tidaknya, kabarnya Syekh Marzuki itu dari Baghdad menuju tanah Cirebon itu dengan menaiki mega artinya terbang bersama mega dan jatuh di Daerah Panjunan Cirebon, wallahu’alam, dari sini melanjutkan ke Syekh Dzatul Kahfi Dan bergurulah beliau setelah mengabdi di Cirebon itu kemudian beliau di utus oleh Syarif Hidayatullah untuk berdakwah ke Dusun Bandongan ini dengan membawa dua orang putri yang di emban dan di gendong.
            Sebagai bukti beliau adalah seorang yang Sholeh/Wali dan sakti. Beliau pernah mengadakan sayembara yaitu barang siapa yang bisa masuk ke BATOK kelapa maka akan menjadikan menantunya Syekh Marzuki, sayembara ini banyak di ikuti dari berbagai Daerah, alhasil ada seorang  yang bisa memenangkan sayembara ini {yang dapat masuk ke batok kelapa} yaitu yang bergelar KILUWEK, beliau ini ahli seni dan suaranya sangat merdu, menurut cerita Bpk H. Abdul ajib yang terkenal dengan kesenian tarling Cirebon. Dan beliau juga di akhir hayatnya banyak berdakwah ke berbagai daerah alias sebagai Penceramah atau Da’i, beliau ini pernah berpuasa dan tirakat atau bersemedi di makam Kramat Bandong tepatnya di makam KiLuwek. Waallahu’alam.
            Dan sebagai bukti beliau adalah utusan Sunan Gunung Jati, kuburan Syekh Marzuki ini ada di komplek pemakaman Ki gede-Ki gede atau Ki buyut-Ki buyut dari berbagai Daerah, seperti Ki buyut Trusmi Ki buyut Mayung, Ki Gede Megu dll . di komplek  Gunung Sumbang bersama dengan makam-makam Sunan Gunung Jati.

D.       Kepercayaan Masyarakat Bandongan
       Konon menurut cerita Masyarakat, Bandong mempunyai kepercayaan-kepercayaan diantaranya :
1.      Jikalau hajatan baik itu walimatula’arusy atau walimatulkhitan tidak boleh ada hiburan yang alat-alatnya berupa GONG seperti tontonan wayang kulit dsb .
2.      Jikalau membuat rumah tidak boleh lebih tinggi dari makam Ki buyut Bandong seperti di tingkat dsb .
3.      Jikalau ada yang meninggal dan di kubur di makam kramat ini biasanya ada temannya. Maksudnya, kalau ada orang mati tidak lama lagi biasanya ada yang meninggal lagi .
Demikian berapa kepercayaan-kepercayaan yang pastinya hanya Allah saja yang Maha Tahu atas segala sesuatu yang terjadi wallahu’alam .

E.                  Haul Syekh Marzuki Ki Buyut Bandong
            Sebagai warga yang baik dan menghormati para pejuangnya, kini masyarakat Bandong dan sekitarnya mengadakan perayaan haul. Syekh Marzuki yaitu setiap tanggal 1{satu} Syura/Muharam dan sekaligus dengan mengadakan Shodaqoh Makam sebagi wujud tanda syukur atas limpahan rahmat dan di sertai do’a mohon kepada para leluhur atau kerabat yang telah mendahului kita semoga mendapat ampunan dari Allah swt. Acara ini sangat meriah di mulai dengan tahlil bersama pada jam 16.00 WIB atau Ba’da Asar dan dilanjutkan dengan pengajian umum pada malam harinya.

           
            Demikian asal usul Dusun Bandongan atau sejarah singkatnya, semoga ada manfaatnya dan bagi para pembaca mohon kritik dan sarannyanya demi sempurnanya sejarah tersebut, selanjutnya penulis mohon ma’af kalau ada yang kurang berkenan di hati para pembaca. Terimakasih.
Annaf’ah El Adawea